Istilah ‘mangrove’ tidak diketahui secara pasti asal usulnya. Ada yang mengatakan bahwa istilah tersebut kemungkinan merupakan kombinasi dari bahasa Portugis dan Inggris. Bangsa Portugis menyebut salah satu jenis pohon mangrove sebagai ‘mangue’ dan istilah Inggris ‘grove’, bila disatukan akan menjadi ‘mangrove’ atau ‘mangrave’. Ada kemungkinan pula berasal dari bahasa Malay, yang menyebut jenis tanaman ini dengan ‘mangi-mangi’ atau ‘mangin’.
Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Habitat mangrove seringkali ditemukan di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut yang kemudian menjadi pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Sungai mengalirkan air tawar untuk mangrove dan pada saat pasang, pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau air payau, (Irwanto, 2006).
B. Zonasi Penyebaran Mangrove
Jika diperhatikan di daerah yang makin mengarah ke darat dari laut terdapat zonasi penguasaan oleh jenis-jenis mangrove yang berbeda. Dari arah laut menuju ke daratan terdapat pergantian jenis mangrove yang secara dominan menguasai masing-masing habitat zonasinya. Mangrove yang kondisinya buruk karena terganggu, atau berada pada derah pantai yang sempit, tidak menunjukkan keteraturan dalam pembagian jenis pohon dan zonasi di sepanjang pantai.
Fenomena zonasi ini belum sepenuhnya difahami dengan jelas. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian zonasi terkait dengan respons jenis tanaman terhadap salinitas, pasang-surut dan keadaan tanah. Kondisi tanah mempunyai kontribusi besar dalam membentuk zonasi penyebaran tanaman dan hewan seperti perbedaan spesies kepiting pada kondisi tanah yang berbeda. Api-api dan pedada tumbuh sesuai di zona berpasir, mangrove cocok di tanah lembek berlumpur dan kaya humus sedangkan jenis tancang menyukai tanah lempung dengan sedikit bahan organik. Keadaan morfologi tanaman, daya apung dan cara penyebaran bibitnya serta persaingan antar spesies, merupakan faktor lain dalam penentuan zonasi ini. Formasi hutan mangrove yang terbentuk di kawasan mangrove biasanya didahului oleh jenis pohon pedada dan api-api sebagai pionir yang memagari daratan dari kondisi laut dan angin. Jenis-jenis ini mampu hidup di tempat yang biasa terendam air waktu pasang karena mempunyai akar pasak. Pada daerah berikutnya yang lebih mengarah ke daratan banyak ditumbuhi jenis bakau (Rhizophora spp.). Daerah ini tidak selalu terendam air, hanya kadang- kadang saja terendam air. Pohon tancang tumbuh di daerah berikutnya makin menjauhi laut, ke arah daratan. Daerah ini tanahnya agak keras karena hanya sesekali terendam air yaitu pada saat pasang yang besar dan permukaan laut lebih tinggi dari biasanya.
C. Tipe Vegetasi Mangrove
1. Tipe Api-Api
Tipe api-api ini dianggap sebagai pioner karena tipe api-api tumbuh di zonasi paling depan. Yang termasuk tipe api-api adalah Avecenniaa sp. dan Sonneratia sp.a. Api-api (Avicennia sp.)
Termasuk famili Avicenniaceae. Disebut juga sia-sia. Dikenal secara umum sebagai black mangrove. Pohon jenis ini mempunyai toleransi yang tinggi terhadap kadar garam. Dapat tumbuh mencapai ketinggian 25 – 30 m. Pohon ini tidak mengeluarkan garam di bagian akarnya, tetapi mengeluarkan kelebihan garam melalui pori-pori daunnya yang akan terbawa oleh hujan dan angin. Seringkali garam terlihat sebagai lapisan kristal putih di bagian permukaan atas daun.
Karena spesies Avicennia mudah menumbuhkan cabangnya, memungkinkan untuk diambil cabang dan rantingnya tanpa mengganggu batang pohonnya. Pohon jenis juga bersifat toleran terhadap air berkadar garam tinggi, dapat juga menahan lumpur dari pasir dan hempasan ombak. Oleh karenanya merupakan juga jenis bakau yang dapat menstabilkan pantai, mencegah erosi, dan memberi kesempatan pohon lain untuk tumbuh. Juga dianggap sebagai pioner mangrove.
Deskripsi umum : Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis, berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel. Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecoklatan, beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadang-kadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang yang tua, kadang-kadang ditemukan serbuk tipis (Noor, 1999).
sumber: Priyono, Aris, dkk., (2010)
b. Pedada (Sonneratia sp.)
Dalam bahasa lokal jenis bakau ini disebut juga bogem atau prapat. Termasuk dalam famili Sonneratiaceae. Pohon dapat mencapai ketinggian 20 m. Menempati bagian pantai paling depan di sisi laut. Tumbuh di tanah berlumpur dan berpasir. Kulit batang berwarna abu-abu atau kecoklatan, permukaan kulit kasar, dan retak-retak. Pada pohon muda, kulit batangnya dilapisi semacam lapisan lilin untuk mengurangi penguapan air dari jaringannya. Bila dipangkas rantingnya mudah beregenerasi. Dahan dan rantingnya dapat dipanen asal dibatasi. Pohon pedada ini disukai bekantan yang memakan daunnya. Beberapa spesies jenis pohon ini antara lain adalah : Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Sonneratia ovata.
Definisi umum : Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadangkadang hingga 15 m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul ke permukaan sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan tingginya mencapai 25 cm (Noor et al, 1999).
sumber: Priyono, Aris, dkk., (2010)
2. Tipe Bakau
Tipe bakau didominasi oleh Rhizophora sp namun ada spesies lain yang berada pada tipe bakau yaitu Ceriops sp. , Bruguiera sp. dan Achantus ilicifolius.a. Bakau (Rhizopora sp.)
Pohon ini disebut juga dengan bakau besar, bakau genjah, tinjang, slindur, bakau merah, bakau akik atau bakau kurap, tergantung spesiesnya. Di dunia terkenal secara umum sebagai red mangrove. Kulit batangnya berwarna kemerahan terutama bila basah. Pohon ini dapat tumbuh hingga 25 m. Termasuk dalam famili Rhizophoraceae. Pohon ini banyak terlihat sebagai pohon kecil yang tumbuh di air laut. Dapat tumbuh dengan toleransi yang cukup terhadap kadar garam mulai dari yang tawar sampai kadar yang tinggi. Disebut sebagai pohon yang facultative halophyte yang artinya dapat tumbuh di air asin tetapi tidak terbatas hanya di habitat yang demikian saja. Pohon kecil yang dapat dijumpai tumbuh sendiri di tempat dangkal berair seringkali adalah jenis bakau ini. Spesies bakau jenis ini antara lain adalah Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, dan Rhizopora apiculata (Noor et al, 1999).
Deskripsi umum : Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian 5 m dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah (Murdiyanto, 2003).
b. Tengar (Ceriops sp.)
Dalam bahasa lokal jenis bakau ini disebut dengan Tengar. Termasuk dalam famili Rhizophoraceae, Pohon ini dapat tumbuh mencapai 25 m. Kulit kayu berwarna abu-abu, kadang-kadang coklat halus dan pangkalnya mengelembung. Pohon seringkali memiliki akar tunjang yang kecil, daunnya berwarna hijau mengkilap dan sering memiliki pinggiran yang melingkar ke dalam. Bunga mengelompok di ujung tandan, buah panjangnya 1,5 - 2 cm, dengan tabung kelopak yang melengkung. Membentuk belukar yang rapat pada pinggir daratan dari hutan pasang surut atau pada areal yang tergenang oleh pasang tinggi dengan tanah memiliki pengeringan yang baik. Juga terdapat di sepanjang tambak, menyukai substrat tanah liat (Noor et al, 1999).
Sumber: http://www.wetlands.or.id
3. Tipe Kandeka
Tipe kandeka lebih didominasi oleh Bruguiera sp. namun ada spesies lain yaitu Xylocarpus rumphii dan Excoecaria agalloca.a. Tancang (Bruguiera sp.)
Jenis pohon ini disebut juga lindur. Tancang termasuk juga dalam famili Rhizoporaceae. Tumbuh subur di lokasi yang kering, pada tanah yang dialiri air tawar, tetapi dapat tumbuh pula di tanah lumpur. Tingginya sekitar 15 m, tetapi bisa mencapai 36 m walaupun jarang yang mencapai ukuran tersebut. Jenis tancang termasuk yang usianya panjang diantara jenis-jenis bakau yang lainnya. Warna kulit pohon ini abu-abu, gelap, dan permukaannya kasar. Kulit batang pohonnya mengeluarkan bau khas yang tidak disukai ikan, sehingga bisa dipakai untuk mengusir ikan. Jenis ini mulai jarang ditemukan. Beberapa jenis ini adalah Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhiza, dan Bruguiera parviflora.
Deskripsi umum : Berupa semai atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi (meskipun jarang) dapat mencapai 20 m. Kulit kayu burik, berwarna abu-abu hingga coklat tua, bercelah, dan agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut dapat mencapai 30 cm tingginya (Noor et al, 1999).
Sumber: http://www.wetlands.or.id
4. Tipe Nypa
Tipe nypa merupakan tipe peralihan dimana bisa beradaptasi dengan kondisi tidak begitu asin atau mendekati tawar. Yang termasuk tipe nypa adalah Nypa fruticans, Xylocarpus rumphii dan Excoecaria agalloca.a. Nypa fruticans
Tumbuh pada substrat yang halus dan pada bagian tepi atas dari jalan air. Memerlukan masukan air tawar tahunan yang tinggi. Jarang terdapat di luar zona pantai. Biasanya tumbuh pada tegakan yang berkelompok. Memiliki sistem perakaran yang rapat dan kuat yang tersesuaikan lebih baik terhadap perubahan masukan air, dibandingkan dengan sebagian besar jenis tumbuhan mangrove lainnya. Serbuk sari lengket dan penyerbukan nampaknya dibantu oleh lalat Drosophila. Buah yang berserat serta adanya rongga udara pada biji membantu penyebaran mereka melalui air. Kadang-kadang bersifat vivipar.
Deskripsi umum : Palma tanpa batang di permukaan, membentuk rumpun. Batang terdapat di bawah tanah, kuat dan menggarpu. Tinggi dapat mencapai 4-9 m.
Daun : Seperti susunan daun kelapa. Panjang tandan/gagang daun 4 - 9 m. Terdapat 100 - 120 pinak daun pada setiap tandan daun, berwarna hijau mengkilat di permukaan atas dan berserbuk di bagian bawah. Bentuk: lanset. Ujung: meruncing. Ukuran: 60-130 x 5-8 cm.
Bunga : Tandan bunga biseksual tumbuh dari dekat puncak batang pada gagang sepanjang 1-2 m. Bunga betina membentuk kepala melingkar berdiameter 25-30 cm. Bunga jantan kuning cerah, terletak di bawah kepala bunganya.
Buah : Buah berbentuk bulat, warna coklat, kaku dan berserat. Pada setiap buah terdapat satu biji berbentuk telur. Ukuran: diameter kepala buah: sampai 45 cm. Diameter biji: 4-5 cm.
Sumber: Priyono, Aris, dkk., (2010)
b. Nyirih (Xylocarpus sp.)
Termasuk dalam family Meliaceae, nyirih dapat tumbuh mencapai ketinggian 5 - 20 m, memiliki akar nafas mengerucut berbentuk cawan. Kulit kayu halus, daunnya berwarna hijau gelap berbentuk elips dengan pangkal daun menyatu dengan batang, bunga berukuran kecil dan berwarna putih susu hingga putih kehijauan. Buahnya berbentuk bulat sangat besar dengan kisaran diameter antara 8 - 15 cm berwarna kekuningan. Kulit batang licin dan berwarna merahcoklat, mempunyai akar papan berbentuk seperti pita yang memanjang dan menopang pohon (Noor et al, 1999).
Sumber: http://www.wetlands.or.id
5. Tipe Bakau Mangrove Air Tawar
Tipe bakau mangrove air tawar hanya dipengaruhi oleh pasang surut musiman. Yang termasuk tipe bakau mangrove air tawar adalah Hibiscus tiliaceus dan Terminalia catapa.a. Hibiscus tiliaceus
Merupakan tumbuhan khas di sepanjang pantai tropis dan seringkali berasosiasi dengan mangrove. Juga umum di sepanjang pinggiran sungai di kawasan dataran rendah. Berbunga sepanjang tahun. Biji mengapung dan dapat tumbuh meskipun dimasuki air laut. Pada daun tua, kelenjar pengeluar gula seringkali berwarna hitam karena diserang jamur. Pohon yang tumbuh tersebar dengan ketinggian mencapai 15 m.
Sumber: http://www.wetlands.or.id
Priyono, Aris, dkk.2010. Berbagai Produk Olahan Berbahan Dasar Mangrove.KeSEMaT: Semarang
http://www.wetlands.or.id
http://www.scribd.com/doc/15643359/5/Tipe-Vegetasi-Mangrove
terima kasih bwat artikelnya, sangat membantu...
BalasHapusmakasih y artikelnya, sangat membantu...
BalasHapus